Senin, 23 September 2013

Museum Huta Bolon Simanindo

Museum Huta Bolon Simanindo 
Desa Simanindo, Kecamatan Simanindo, Sangel Tapanuli Utara.Museum Huta Bolon Simanindo merupakan rumah adat warisan Raja Sidauruk. Sejak 1969 bangunan ini dijadikan museum terbuka. Museum ini terdiri atas sejumlah rumah adat dengan Huta Bolon Simanindo sebagai master piece-nya.

Koleksi dari Museum Huta Bolon ini berupa peninggalan leluhur orang Batak Toba dari Samosir yang antara lain terdiri atas parhalaan, pustaha laklak, tunggal panaluan, dan solu bolon. Museum Huta Bolon dibuka setiap hari mulai pukul sembilan pagi hingga pukul lima sore.
MUSEUM HUTA BOLON SIMANINDO, EKSOTIKA MUSEUM BATAK DI PULAU SAMOSIR
Berbicara tentang Museum Batak, di Sumatera Utara yang merupakan daerah asli etnis Batak banyak terdapat museum-museum di berbagai wilayahnya. Museum tersebut didirikan untuk melestarikan benda-benda klasik peninggalan budaya Batak di masa lampau, serta menjaga tradisi etnis Batak agar tidak hilang seiring dengan berkembangnya zaman.
Selain itu, museum di Sumatera Utara ini didirikan sebagai media pembelajaran bagi generasi muda agar dapat mengetahui dan mempelajari kebudayaan serta tradisi asli daerahnya, agar generasi muda dapat melestarikan kebudayaan-kebudayaan tersebut. Museum-museum Batak di Sumatera Utara ini telah menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang berkunjung, terutama bagi wisatawan yang sangat menyukai penelitian benda-benda klasik.
Salah satu museum daerah yang terdapat di Sumatera Utara adalah Museum Huta Bolon Simanindo. Museum ini mungkin sudah tidak asing dimata para wisatawan, sebab museum ini sangat populer sebagai salah satu Museum Batak yang bentuk bangunannya sangat unik. Museum Huta Bolon Simanindo terletak di Desa Simanindo yang merupakan sebuah kawasan objek wisata sejarah di Pulau Samosir.
Tepatnya di dalam sebuah kompleks museum. Museum Huta Bolon Simanindo merupakan salah satu Museum Batak yang menyimpan berbagai benda-benda klasik peninggalan etnis Batak yang mengandung nilai historis tinggi. Selain itu juga menyimpan benda-benda kebudayaan etnis Batak, khususnya etnis yang terdapat di Pulau Samosir.
Museum ini telah menarik minat para wisatawan dari berbagai daerah maupun mancanegara untuk mengunjunginya. Hal itu dibuktikan dengan terlihatnya beberapa orang wisatawan yang berlalu lalang di sekitar museum setiap harinya, bahkan tak jarang beberapa dari mereka ada yang memesan pertunjukan Boneka Sigale-gale yang di gelar di halaman museum.
Benda-benda khas Batak yang terdapat di museum ini diantaranya ada berbagai macam ulos yang terdiri dari beberapa motif dan kainnya terdiri dari beberapa bahan. Ulos merupakan kain tenun khas Batak yang biasanya dipakai pada acara-acara tertentu, seperti upacara adat, pernikahan etnis Batak hingga acara-acara festival seni dan budaya Batak yang digelar di Sumatera Utara dan juga digunakan pada acara-acara penghormatan dan syukuran.
Selain ulos, terdapat juga beberapa pasang pakaian adat Batak serta seperangkat benda-benda perlengkapan untuk melaksanakan upacara adat yang digelar di beberapa perkampungan di Pulau Samosir. Di salah satu bagian museum, juga dapat kita jumpai seperangkat permainan khas Batak yang klasik seperti Dalu Putar dan Janggar-janggar, yang merupakan permainan legendaris di Tanah Batak. Bentuknya benda-benda permainannya pun juga sangat unik dan klasik.
Selain seperangkat benda-benda permainan, juga terdapat alat-alat yang digunakan oleh raja-raja di masa lampau untuk berperang. Biasanya alat-alat tersebut digunakan oleh raja-raja yang pernah memimpin dalam satu perkampungan di Pulau Samosir, ketika ada ancaman serta bahaya dari berasal dari luar perkampungan. Di salah satu sudut juga terdapat beberapa buah boneka Sigale-gale yang terletak di dalam peti khusus untuk menyimpan boneka tersebut.
Ada yang ukurannya yang cukup tinggi apabila dalam posisi berdiri, hingga ukurannya tidak terlalu tinggi. Boneka Sigale-gale ini biasanya dipertunjukkan pada moment-moment tertentu ketika acara kesenian di Sumatera Utara ataupun ketika ada wisatawan yang memesan pertunjukannya secara ekslusif.
Bahkan menurut informasi, ketika Pulau Samosir sedang ramai oleh wisatawan, pertunjukan boneka Sigale-gale ini pun diadakan setiap minggu pada waktu-waktu yang telah ditentukan. Benda-benda tersebut sangat menarik untuk dilihat, apa lagi benda-benda tersebut mengandung cerita sejarah yang panjang tentang etnis Batak dari masa lampau hingga masa kini. Tak hanya itu, bagi Anda yang ingin melihat daftar marga Batak, di salah satu bagian museum ini pun juga terdapat tulisan-tulisan daftar Tarombo (marga) dari generasi ke generasi etnis Batak yang terdiri dari beberapa bagian.
Museum Huta Bolon Simanindo ini bentuk bangunannya terbilang cukup unik, dengan bentuk asli rumah khas Batak yang disebut Rumah Bolon dan dibangun dengan nuansa tradisional, dipadukan dengan ornamen-ornamen khas Batak klasik yang memberikan kesan eksotis bagi wisatawan yang berkunjung. Tak hanya itu saja, di sekitar kompleks museum ini wisatawan juga dapat melihat beberapa bangunan yang bentuknya cukup unik seperti Rumah Perahu Raja yang didalamnya ada beberapa buah perahu yang ukurannya tidak terlalu besar dan pernah digunakan oleh raja-raja di masa lampau. Rumah Perahu Raja ini memang dikhususkan untuk menyimpan perahu-perahu tersebut.
Kemudian terdapat juga Rumah Raja yang merupakan kediaman raja di masa lampau, Rumah Lesung yang berfungsi untuk menyimpan peralatan lesung serta beberapa buah bangunan Rumah Bolon yang masing-masing memiliki fungsi tersendiri, selain untuk menghiasi kompleks museum. Semua bangunan tersebut dibangun dengan dominasi arsitektur khas Batak yang sangat tradisional, sehingga bagi wisatawan yang berkunjung ke kompleks museum ini akan merasakan nuansa perkampungan Batak di masa lampau.
Jika Anda berminat untuk berkunjung ke Kompleks Museum Huta Bolon Simanindo, Anda dapat menggunakan transportasi umum yang terdapat di daerah Ambarita menuju ke Desa Simanindo dengan jarak 15 kilometer. Museum ini dibuka tepatnya pada pukul 09.00 pagi hingga pukuL 17.00 sore, untuk harga tiket masuk perorang ke dalam museum ini dikenakan biaya sekitar Rp. 5.000,-.
Apabila Anda ingin lebih leluasa menjelajah tempat-tempat eksotis di sekitar Pulau Samosir, Anda tak perlu menggunakan transportasi umum sebab Anda pun juga dapat menyewa sepeda motor dengan harga Rp. 50.000,- per harinya. Harga tersebut belum termasuk harga bensin.
* Harga dapat berubah sewaktu-waktu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar